Social media burnout adalah saat kita menjadi begitu asyik dengan keterlibatan media sosial sehingga mengganggu kehidupan dunia nyata, aktivitas pribadi, dan bisnis serta membuat kita kelelahan secara emosional. Social media burnout paling sering dialami oleh orang yang pekerjaannya melibatkan penggunaan media sosial seperti community manager, model manager, kreator konten, admin media sosial, dan sebagainya. Namun, siapa pun yang terlalu sering menggunakan media sosial juga bisa mengalaminya.
Jika terus di biarkan, tentu saja dampak social media burnout akan merambah ke bidang kehidupan lain sehingga sangat penting bagi kita semua untuk mengetahui tanda-tandanya dan mencari solusi. Inilah beberapa tanda social media burnout yang perlu kamu tahu.
1. Lebih dekat dengan lingkaran pertemanan di media sosial dari pada kehidupan nyata
Platform media sosial adalah cara yang bagus untuk memperluas jaringan pribadi dan profesional. Bahkan, hubungan yang diawali di media sosial dapat berkembang menjadi hubungan kehidupan nyata yang bermakna. Namun, jangan sampai kamu menganggap hubungan di media sosial lebih kuat daripada hubungan di dunia nyata.
Apakah semakin lama kamu merasa lebih dekat dengan teman di media sosial daripada dengan keluarga dan teman kehidupan nyata? Jika ya, artinya kamu lebih peduli tentang lingkaran media sosial daripada tentang keluarga dan teman di kehidupan nyata.
2. Menggunakan media sosial sepanjang waktu
Social media burnout bisa ditandai dengan berada di media sosial sepanjang hari. Produktivitas juga selalu rendah dan kamu tidak yakin apa yang harus di lakukan selanjutnya. Masalah ini dapat terjadi pada siapa pun, tetapi penting untuk memiliki strategi agar segera kembali menjadi produktif.
Setelah Anda menerapkan strategi dalam artikel ini secara konsisten, mudah-mudahan Anda dapat mengurangi jumlah waktu yang dihabiskan di media sosial dan tetap produktif.
3. Terjebak dalam kebiasaan yang sama
Bagi kamu yang bekerja di media sosial, seperti kreator konten, admin, pemasaran, konsultan jika kamu terus menerus menggunakan ide yang sama, ini adalah indikasi yang jelas dari burnout. Artinya, kamu perlu menyegarkan ide dan melihat materi baru.
Sangat mudah untuk jatuh ke dalam pola yang sama, dan meskipun mungkin berhasil untuk beberapa hal, tetapi selalu menggunakan pola yang sama hanya akan membuat usahamu terlihat basi. Ada begitu banyak inspirasi di luar sana sehingga mungkin mudah untuk menemukan ide yang baru untuk meningkatkan pekerjaanmu.
4. Merasakan berbagai masalah fisik
Penggunaan perangkat teknologi bisa memicu berbagai penyakit fisik. Beberapa gejalanya adalah:
- Merasa tidak fit karena berada di belakang komputer sepanjang hari,
- jari-jari terus merasa sakit karena mengoperasikan smartphone,
- mengalami carpal tunnel karena terlalu banyak menggunakan mouse.
Untuk mengatasi masalah ini, tentu saja kamu perlu menghindari media sosial selama beberapa saat. Namun, jika pekerjaanmu tidak bisa lepas dari media sosial, cobalah untuk membuat jeda di sela-sela waktu kerja untuk melakukan stretching dan berjalan-jalan ringan. Juga, saat sedang beristirahat atau sudah selesai bekerja, cobalah untuk tidak melihat e-mail, membalas pesan kerja, atau mengerjakan proyek.
5. Ketidakeseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi
Untuk kamu yang pekerjaannya lekat dengan media sosial, apakah kamu selalu membawa pekerjaanmu ke rumah? Atau, kamu merasa perlu selalu terhubung? Jika ya, pikiran seperti ini dapat meningkatkan jumlah stres dan menyebabkan burmout.
Tidak memiliki keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan menciptakan kebiasaan tergesa-gesa untuk menyelesaikannya, atau kurangnya fokus untuk bekerja. Jika kamu merencanakan segalanya dengan benar, antara keseimbangan kerja dan kehidupan akan memiliki batasan yang jelas.
Jika satu atau lebih dari gejala ini kamu alami, ada kemungkinan bahwa kamu sedang mengalami social media burnout. Ini juga menjadi indikasi bahwa kamu perlu menyisihkan waktu setiap hari untuk keluar dari media sosial. Selain itu, jadwalkan waktu setiap hari untuk berinteraksi dengan keluarga, teman, dan mitra bisnis.